Sebagai Pengikut Kristus, kita WAJIB WASPADA Agama Kristen DIJADIKAN ALAT POLITIK.
"Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik." (1 Tes 5:21)
Surat edaran Badan Pekerja Gereja Injili
Di Indonesia (GIDI) Wilayah Toli Nomor 90/SP/GIDI-WT/VII/2015,
benar-benar ada dan dibenarkan oleh Kepala Kantor Kemenag Tolikara, Yusak Mauri
kepada Kompas.com (18/07/2015). Menurutnya, surat
pemberitahuan yang ditandatangani Ketua Badan Pekerja Wilayah Toli, Pendeta
Nayus Wenda dan Sekretaris, Pendeta Marthen Jingga, dikeluarkan tanggal 11 Juli
2015.
Saat Yusak menanyakan alasan keluarnya
surat kontroversial ini, Sekretaris Badan Pekerja GIDI Wilayah Toli, Marthen
Jingga, berdalih pelarangan dilakukan karena pada saat yang sama berlangsung
kegiatan seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Pemuda GIDI tingkat
Internasional di Karubaga.
Di dalam surat yang beredar luas melalui media sosial tersebut, GIDI
bukan hanya melarang acara membuka lebaran (Sholat Idul Fitri.pen), melarang
merayakan lebaran di Tolikara dan larangan kaum Muslimah memakai Jilbab; namun
juga menyatakan :
“GIDI wilayah Toli, SELALU MELARANG Agama Lain dan Gereja
Denominasi Lain TIDAK BOLEH MENDIRIKAN tempat-tempat Ibadah di wilayah
Tolikara. Dan Gereja Advent di Distrik Paido SUDAH KAMI TUTUP dan umat Gereja
Advent bergabung dengan GIDI.
GIDI mengklaim sebagai GEREJA ASLI TANAH PAPUA..... Hari ini (19/07/2015), penulis menemukan laman gidi.info
sudah ditutup alias BANNED. Foto yang tampil ini dari screen shoot laman ketika
dibuka semalam.
Ini BENAR-BENAR sebuah denom gereja yang sudah sejak lama BERMASALAH...!!!
Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) secara organisasi keagamaan terdaftar di
Kementerian Agama, tapi bukan anggota Persekutuan Gereja Indonesia (PGI).
Ternyata, GIDI adalah anggota PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia).
Ketua Umum PGLII Ronny Mandang dalam konferensi pers soal bentrok
di Tolikara, di kantor Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Salemba, Jakarta
Pusat, Sabtu, 18 Juli 2015 (Tempo.co), mengatakan : "Dari informasi yang
kami dapatkan, serangan dari jemaat gereja justru muncul setelah terdengar
tembakan yang mengarah ke mereka,."
Ada apa ini? Apakah Pemerintah melalui APARAT KEAMANAN juga turut
campur sebagai PROVOKATOR dalam masalah ini? Apa khabar Badan Intelijen Negara
(BIN)?
GIDI sudah berdiri sejak 53 tahun lalu di Tolikara kabupaten Jayawijaya, namun
berpusat di Kota Sentani kabupaten Jayapura. Tahun 2012, ada 966 jemaat yang
beredar di seluruh Indonesia. Selain di Indonesia, ternyata GIDI juga terdapat
di Australia, PNG, dan Yerusalem.
Dilansir
dari laman pusatgidi.org, bahwa GIDI juga memiliki program kerjasama
dengan Israel. Kerjasama tersebut disepakati pada 20 November 2006.
Dilansir
dari Republika Online, Lembaga Adat Papua curiga, peristiwa Tolikara,
Papua ini disengaja. Tujuannya adalah untuk memunculkan riak-riak
konflik baru di Bumi Cendrawasih.
Ketua
Lembaga Adat Papua, Lenis Koyoga yang juga menjabat Staf Khusus
Kepresidenan mengaku sulit percaya dengan kesimpulan yang mengatakan,
peristiwa pembakaran itu lantaran adanya tumpang tindih dua kegiatan
kelompok beragama di wilayah tersebut.
"Kalau
itu (seminar.pen) ada izinnya, kenapa diizinkan? Itu tanggal merah
(hari libur Idul Fitri.pen). Harusnya, tidak ada izinnya." katanya di
gedung Wantimpres, Jakarta, Sabtu (18/07/2015).
Dalam KARIFIKASINYA
di berbagai media, Pendeta Dorman Wandikbo selaku Ketua Sinode GIDI (kadang
mengaku PRESIDEN GIDI..... kok PRESIDEN...? .pen) mengaku telah menolak dan
melarang surat pemberitahuan tersebut. Dorman mengklaim surat pemberitahuan
tersebut sebagai inisiatif dari Badan Pekerja GIDI Wilayah Toli.
Mari kita sama-sama menunggu dan
memantau DAGELAN KONFLIK ini......
Upppssss....... ada apa lagi dengan Bursa Capim KPK yang diikuti seleksinya oleh Kapolda Papua?
BalasHapusApakah kerusuhan ini sengaja diciptakan untuk MENJATUHKAN kredibilitas Pak Kapolda Papua?
http://news.metrotvnews.com/read/2015/07/19/414057/ipw-tuding-kerusuhan-tolikara-karena-intelijen-polda-papua-lemah