Minggu, 19 Juli 2015

GIDI Papua; Konflik Agama Menjadi Dagelan Politik Pemerintahan Jokowi

Sebagai Pengikut Kristus, kita WAJIB WASPADA Agama Kristen DIJADIKAN ALAT POLITIK.
 
"Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik." (1 Tes 5:21) 

Surat edaran Badan Pekerja Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Wilayah Toli Nomor 90/SP/GIDI-WT/VII/2015, benar-benar ada dan dibenarkan oleh Kepala Kantor Kemenag Tolikara, Yusak Mauri kepada Kompas.com (18/07/2015). Menurutnya, surat pemberitahuan yang ditandatangani Ketua Badan Pekerja Wilayah Toli, Pendeta Nayus Wenda dan Sekretaris, Pendeta Marthen Jingga, dikeluarkan tanggal 11 Juli 2015. 
 
Saat Yusak menanyakan alasan keluarnya surat kontroversial ini, Sekretaris Badan Pekerja GIDI Wilayah Toli, Marthen Jingga, berdalih pelarangan dilakukan karena pada saat yang sama berlangsung kegiatan seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Pemuda GIDI tingkat Internasional di Karubaga. 
 
Di dalam surat yang beredar luas melalui media sosial tersebut, GIDI bukan hanya melarang acara membuka lebaran (Sholat Idul Fitri.pen), melarang merayakan lebaran di Tolikara dan larangan kaum Muslimah memakai Jilbab; namun juga menyatakan : 
 
 
“GIDI wilayah Toli, SELALU MELARANG Agama Lain dan Gereja Denominasi Lain TIDAK BOLEH MENDIRIKAN tempat-tempat Ibadah di wilayah Tolikara. Dan Gereja Advent di Distrik Paido SUDAH KAMI TUTUP dan umat Gereja Advent bergabung dengan GIDI.  
 
GIDI mengklaim sebagai GEREJA ASLI TANAH PAPUA..... Hari ini (19/07/2015), penulis menemukan laman gidi.info sudah ditutup alias BANNED. Foto yang tampil ini dari screen shoot laman ketika dibuka semalam. 
 

Ini BENAR-BENAR sebuah denom gereja yang sudah sejak lama BERMASALAH...!!! 
 
Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) secara organisasi keagamaan terdaftar di Kementerian Agama, tapi bukan anggota Persekutuan Gereja Indonesia (PGI). Ternyata, GIDI adalah anggota PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). 
 
Ketua Umum PGLII Ronny Mandang dalam konferensi pers soal bentrok di Tolikara, di kantor Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu, 18 Juli 2015 (Tempo.co), mengatakan : "Dari informasi yang kami dapatkan, serangan dari jemaat gereja justru muncul setelah terdengar tembakan yang mengarah ke mereka,."
 
Ada apa ini? Apakah Pemerintah melalui APARAT KEAMANAN juga turut campur sebagai PROVOKATOR dalam masalah ini? Apa khabar Badan Intelijen Negara (BIN)?
 
GIDI sudah berdiri sejak 53 tahun lalu di Tolikara kabupaten Jayawijaya, namun berpusat di Kota Sentani kabupaten Jayapura. Tahun 2012, ada 966 jemaat yang beredar di seluruh Indonesia. Selain di Indonesia, ternyata GIDI juga terdapat di Australia, PNG, dan Yerusalem.  
 
Dilansir dari laman pusatgidi.org, bahwa GIDI juga memiliki program kerjasama dengan Israel. Kerjasama tersebut disepakati pada 20 November 2006.
 
Dilansir dari Republika Online, Lembaga Adat Papua curiga, peristiwa Tolikara, Papua ini disengaja. Tujuannya adalah untuk memunculkan riak-riak konflik baru di Bumi Cendrawasih. 
 
Ketua Lembaga Adat Papua, Lenis Koyoga yang juga menjabat Staf Khusus Kepresidenan mengaku sulit percaya dengan kesimpulan yang mengatakan, peristiwa pembakaran itu lantaran adanya tumpang tindih dua kegiatan kelompok beragama di wilayah tersebut. 
 
"Kalau itu (seminar.pen) ada izinnya, kenapa diizinkan? Itu tanggal merah (hari libur Idul Fitri.pen). Harusnya, tidak ada izinnya." katanya di gedung Wantimpres, Jakarta, Sabtu (18/07/2015)
 
Dalam KARIFIKASINYA di berbagai media, Pendeta Dorman Wandikbo selaku Ketua Sinode GIDI (kadang mengaku PRESIDEN GIDI..... kok PRESIDEN...? .pen) mengaku telah menolak dan melarang surat pemberitahuan tersebut. Dorman mengklaim surat pemberitahuan tersebut sebagai inisiatif dari Badan Pekerja GIDI Wilayah Toli.
 
Mari kita sama-sama menunggu dan memantau DAGELAN KONFLIK ini......

1 komentar:

  1. Upppssss....... ada apa lagi dengan Bursa Capim KPK yang diikuti seleksinya oleh Kapolda Papua?

    Apakah kerusuhan ini sengaja diciptakan untuk MENJATUHKAN kredibilitas Pak Kapolda Papua?

    http://news.metrotvnews.com/read/2015/07/19/414057/ipw-tuding-kerusuhan-tolikara-karena-intelijen-polda-papua-lemah

    BalasHapus